PAKET
PEMBELAJARAN
MODEL
PK 3 (PRAKTEK)
MEMILIH
SAPI BIBIT PEJANTAN
PERANAKAN ONGOLE (PO)
OLEH :
DIAT SUJATMAN, SST
I.
Judul : Memilih Sapi Bibit Pejantan Peranakan
Ongole (PO)
II.
Tujuan
Pembelajaran Khusus
Setelah selesai berlatih peserta mampu
melakukan pemilihan bibit calon pejantan dengan baik dan benar dengan tingkat
kebenaran 100% berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Alokasi Waktu :
8 JP (8 x 45 = 360 menit)
III.
Langkah
Kerja
NO
|
Urutan
|
Uraian
|
1
|
Climate
Setting
|
|
2
|
Persiapan
|
Siapkan Alat dan Bahan
|
3
|
Memilih Berdasarkan Persyaratan Umum
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Memilih
Berdasarkan Persyaratan Kualitatif
|
ü Tempatkan
sapi yang akan kita pilih di tempat yang nyaman dan datar
ü Raba bagian
scrotum, pastikan terdapat dua buah, besarnya sama, pertautannya normal, longgar dan simetris.
ü Usap bagian
bulu sapi untuk mengetahui tingkat kerontokan bulu, kemudian amati warna bulu
tubuh. Pastikan sapi PO calon pejantan yang dipilih warna bulunya putih
keabu-abuan
ü Lakukan
pengamatan pada bagian badan sapi, pastikan badanya besar dan sehat
ü Pegang dan
tarik bagian gelambir, pastikan gelambir dalam keadaan longgar bergantung
ü Lakukan
pengamatan pada bagian punuk, leher dan tanduk. Pilihlah calon pejantan sapi
PO yang berpunuk besar, leher pendek dan tanduk pendek
|
|
Memilih Berdasarkan Persyaratan
Kuantitatif
|
Menentukan
umur
Lakukan penentuan umur sapi dengan melihat catatan
kelahiran. Jika tidak ada catatan kelahiran dapat dilakukan dengan melihat
gigi seri permanen dengan cara sebagai berikut :
·
Posisikan badan kita
tepat di samping antara kepala dan bahu depan sapi
·
Buka mulut sapi
secara perlahan, lihat dan amati jumlah gigi seri permanen yang ada. Jika
gigi seri permanennya ada 1 pasang, sapi tersebut diperkirakan berumur antara
1,5 – 2 tahun, jika terdapat 2 pasang diperkirakan berumur 2 – 3 tahun dan
jika terdapat 3 pasang diperkirakan berumur lebih dari 3 – 3,5 tahun
Mengukur
lingkar dada
·
Pastikan ternak
sudah tenang dan berdiri dengan posisi yang tegak
·
Posisikan badan
kita di samping sapi yang akan kita
ukur
·
Lingkarkan pita
ukur pada bagian dada di belakang bahu
·
Tarik dan paskan
lingkaran pita ukur, baca ukuran yang tertera dalam satuan centi meter (cm)
·
Catat angka lingkar
dada yang terukur pada pita ukur kedalam buku data
·
Persyaratan
lingkar dada minimum sapi bibit PO pejantan dengan kisaran umur 24 - >36
bulan adalah; 151 cm (kelas I), 141 cm (kelas 2) dan 138 cm (Kelas III).
Kisaran umur ≥ 36 bulan adalah; 180 cm (kelas I), 161 cm (kelas II), 154 cm
(kelas III)
Mengukur
tinggi pundak
·
Pastikan ternak
sudah tenang dan berdiri dengan posisi yang tegak
·
Posisikan badan
kita di samping sapi yang akan kita
ukur
·
Letakan tongkat
ukur tegak lurus dari tanah sampai dengan puncak gumba dibelakang punuk
·
Lihat/baca ukuran
yang tertera dalam satuan centi meter (cm)
·
Catat hasil
pengukuran pada buku data
·
Persyaratan
tinggi pundak minimum sapi bibit PO pejantan dengan kisaran umur 24 - >36
bulan adalah ; 127 cm (kelas I), 125 cm (kelas 2) dan 124 cm (Kelas III).
Kisaran umur ≥ 36 bulan adalah; 136 cm (kelas I), 130 cm (kelas II), 131 cm
(kelas III)
Mengukur
panjang badan
·
Untuk mengukur
panjang badan dibutuhka dua orang pengukur. Lakukan selalu dengan posisi
badan berada di samping sapi yang akan kita ukur
·
Pastikan ternak
sudah tenang dan berdiri dengan posisi yang tegak
·
Lakukan
pengukuran dengan meletakan pita ukur pada bongkol bahu (scapula) sampai ujung panggul (procesus spinus)
·
Lihat/baca ukuran
yang tertera dalam satuan centi meter (cm)
·
Catat hasil
pengukuran pada buku data
·
Persyaratan
panjang badan minimum sapi bibit PO pejantan dengan kisaran umur 24 - >36
bulan adalah; 139 cm (kelas I), 133 cm (kelas 2) dan 130 cm (Kelas III).
Kisaran umur ≥ 36 bulan adalah; 145 cm (kelas I), 138 cm (kelas II), 135 cm
(kelas III)
|
|
3
|
Pengakhiran
|
![]() ![]() |
IV.
Gambar
:

Gambar 1. Contoh warna
bulu yang normal pada sapi PO jantan
Gambar
2. Penampilan
tubuh luar sapi pejantan PO
Gambar 4. Contoh cara mengukur
tinggi pundak
Gambar 4. Garis penampang
panjang badan (a)
V.
Teori
Fungsional
Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan salah satu bangsa sapi potong lokal
yang memegang peranan penting dalam penyediaan kebutuhan daging. Keberhasilan
pengembangan sapi peranakan Ongole dipengaruhi oleh kualitas ternak bibitnya.
Seleksi
adalah tindakan memilih sapi yang mempunyai sifat yang dikehendaki dan membuang
sapi yang tidak mempunyaisifat yang dikehendaki. Oleh karena itu, dalam
melakukan seleksi harus ada kriteria yang jelas tentang sifat apa yang akan
dipilih,bagaimana cara mengukurnya dan berapa standar minimal darisifat yang
diukur tersebut.
Untuk
dapat memperoleh peningkatan mutu genetik padagenerasi berikutnya dari
sapi-sapi hasil seleksi, maka harusditentukan sifat apa yang akan diseleksi.
Sifat seleksi yang dipilih harus yang bersifat menurun dan biasanya berhubungan
dengan tujuan yang akan dicapai, yaitu sifat-sifat yang bernilai ekonomis
tinggi. Penjelasan lebih lengkap tentang sifat-sifat yang biasanya digunakan
sebagai dasar seleksi, dijelaskan dalam buku ”aplikasi pemuliabiakan ternak di
lapangan ” karangan Wartomo Hardjosubroto (1994).
Sapi
yang dapat digolongkan sebagai bibit sumber (indukandan pejantan penghasil
sapi-sapi unggul), jumlahnya di dalam populasi di suatu wilayah, biasanya
sangat terbatas karena sebagian besar merupakan bibit sapi(bakalan) yang
dipeliharauntuk dipotong.
Beberapa ciri-ciri tubuh luar sapi yang dapat langsung
dilihat,dapat digunakan sebagai salah satu kriteria awal atau kriteriapelengkap
dalam melakukan seleksi, misalnya :
1.
Kesesuaian warna tubuh dengan bangsanya. Sapi POharus berwarna
putih, sapi Madura harus berwarna coklat,sapi Bali betina harus berwarna merah
bata dan yang jantansaat telah dewasa berwarna hitam
2.
Keserasian bentuk dan ukuran antara kepala, leher dan tubuh
ternak.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan
v
Sebelum
memilih sapi bibit pejantan PO
·
Persiapkan
peralatan yang akan digunakan
·
Gunakan
alat pelindung diri
·
Selama
pelaksanaan pemilihan sapi bibit pejantan, pastikan selalu sapi dalam keadaan
tenang dan tidak merasa terancam
v Sesudah memilih sapi bibit
pejantan PO
·
Pisahkan
sapi-sapi terpilih pada kandang dan berikan pakan dan minum yang cukup
·
Pastikan
sapi-sapi yang terpilih dalam keadaan nyaman dan tercukupi kebutuhan pakan dan
air minumnya.
VI.
Peralatan
yang digunakan
·
Alat Pelindung Diri (APD) berupa ; wer pak, spatu
boot dan topi
·
Pita ukur
·
Tongkat ukur
·
Buku dan alat tulis
VII. Unsur yang dinilai
·
Ketepatan
Kerja ; Tepat dalam melihat jumlah gigi
seri permanen, melakukan pengukuran lingkar dada, tinggi pundak dan panjang
badan
·
Ketelitian
Kerja; Teliti dalam menggunakan pita ukur
dan tongkat ukur. Teliti dalam
melakukan pengamatan berdasarkan persyaratan umum dan kualitatif sapi pejantan
peranakan ongole (PO)
VIII.
Keamanan
Kerja
·
Hati-hati
dalam melakukan pengamatan sapi, jangan sampai sapi merasa terancam dan menyerang
kita
·
Hati-hati
dalam melakuakan pengukuran lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan
IX. Sumber Bacaan
Asmaki P A, Masturi H dan Asmaki T D. 2009. Agribisnis Ternak Sapi . Bandung: CV
Pustaka Grafika.
[BSN] Badan Sertifikasi Nasional, 2008. Standar Nasional Indonesia
Bibit Sapi Peranakan Ongole. Jakarta: BSN.
[Deptan] Departemen Pertanian, 2006. Pedoman
Pembibitan Sapi Potong yang Baik . Jakarta: Departemen
Pertanian.
_______., 2007. Petunjuk Teknis
Sistem Perbibitan Sapi Potong. Jakarta: Departemen Pertanian.
_______., 2010. Pengukuran
Ternak Sapi Potong. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian NTB. Mataram:
Departemen Pertanian.
Fikar dan Ruhyadi, 2010. Beternak
& Bisnis Sapi Potong. Jakarta:
Agromedia Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar