Senin, 10 September 2012

PK-3 Penanganan Penyakit Kembung (Bloat) Pada Sapi


PENANGANAN KEMBUNG (Bloat) PADA SAPI

Oleh:
Diat Sujatman
(Penyuluh Pertanian BP4K Kabupaten Sukabumi)



 I. Judul : PENANGANAN KEMBUNG ( Bload ) PADA SAPI
 II.Pembelajaram Khusus :
Setelah selesai praktek, peserta dapat mempraktekan cara pemeriksaan dengan baik, mampu melakukan penangan sedini mungkin dengan pengobatan tradisional dan pencegahan pada sapi yang mengalami kembung (bload).
III.Langkah Kerja :


No.
Urutan Kegiatan
Uraian
1
Persiapan
·         Siapkan alat dan bahan
2
Pemeriksaan Fisik Sapi
·   Berikan pakan/minum untuk melihat nafsu makan dan minum.
·     Perhatikan juga keadaan abdomen / perut dan bandingkan sebelah kanan dan kiri.
·         Amati mulut, dubur, kulit sekitar dubur dan kaki belakang.
·         Terus perhatikan cara defekasi dan amati tinjanya.
·         Perhatikan cara memamahbiaknya (ruminasi).
·    Buka mulut sapi dengan memegang tali hidung/cuping dengan tangan kiri, lalu masukkan tangan kanan ke spatium interalveolar, kemudian lakukan inspeksi. Perhatikan bau, mulut, selaput lendir mulut, pharynx, lidah, gusi, dan gigi-geligih. Perhatikan kemungkinan adanya lesi, benda asing, perubahan warna, dan anomali lainnya
·         Palpasi oesophagus dari luar sebelah kiri dan raba pharynx dari luar
·  Rumen; Lakukan pemeriksaan secara inspeksi, palpasi (dengan tinju) hitung frekuensi gerak rumen per 5 menit dan kekuatan geraknya (tonus rumen) normal pada sapi 5-10x/5 menit.
·   Kembung rumen merupakan bentuk indigesti akut yang disertai dengan penimbunan gas di dalam lambung-lambung muka ruminansia dan bila lambung terisi gas akan terdengar resonansi atau suara pekak.
·     Dengan makin banyaknya gas yang terbentuk, volume rumen juga akan meningkat. Pendesakan rumen ke arah dada menyebabkan penderita mengalami kesulitan bernafas, hingga pernafasannya jadi frekuen, dangkal dan bersifat torakal.

3
Pengobatan
1.    Pengobatan bisa melalui 2 cara yaitu medis dan tradisional
          a.  Secara medis yaitu
Anti bloat untuk  sapi kerbau 100 ml dicampur air 500ml diberikan peroral / diminumkan.
     b. Pengobatan secara tradisional bisa dilakukan melalui beberapa resep :
·   Resep I : sprite (spoft drink) 1 botol /ekor, Minyak kayu putih 1 sendok teh  dicampur 1 liter air hangat.
·  Resep II : Bahan-bahan Daun kentut atau sembukan  3 genggam
Bawang merah  20 buah
Parut halus jengkol
Haluskan bawang putih
Campurkan semua bahan tersebut dan tambahkan garam sedikit kemudian diminumkan untuk mengobati seekor sapi.
·         Resep III : Bahan-bahan
Getah pepaya    2 sendok makan
Garam dapur     1 sendok makan
Cara membuat :
Campurkan getah pepaya dengan garam dapur hingga merata kemudian diiminumkan untuk mengobati seekor anak sapi.

I.       Teori Fungsional :
1.    Kembung (Bload)
Adalah penimbunan gas yang berlebihan pada rumen sehingga legok lapar menggelembung.
a.     Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh 2 hal yaitu sbb:
·      Primer ,yaitu memakan bahan makanan yang mudah fermentasi sehingga terbentuk  gas metan dilambung sapi potong misalnya memakan rumput yang berembun,diberi hijauan.daun kacang- kacangan  100 %(tanpa dicampur dengan rumput).
·     Tertutupnya saluran pencernaan yang menyebabkan sapi tidak bisa flatus (kentut)  atau  tidak bisa eruktasi (sendawa).Misalnya adanya coprostasis (feces mengering directum).Usus melintir atau tertekuk. Saluran kerongkongan tersumbat pakan (potongan  singkong dll.).
b.    Gejala klinis.
Legok lapar kembung   akibatnya lama kelaman menekan paru-paru sehingga sesak nafas. Mukosa membiru (cyanose).
c.    Pencegahan.
Hindari pemberian leguminosa 100 %, hindari menggembala terlalu pagi. Hijauan pakan ternak diperciki minyakgoreng nabati .Jangan dipekerjakan / banyak gerak hewan setalah makan.
2.    Obat Tradisional
Pemanfaatan obat tradisional dianjurkan  karena selain dapat menghemat biaya, juga dapat mengurangi ketergantungan petani peternak terhadap obat-obat ternak pabrik dan ternak dapat segera ditolong karena tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat biasanya banyak terdapat di pedesaan.

II.    Alat dan Bahan :
1.    Sprite (soft drink) 1 botol /ekor
2.    Minyak kayu putih 1 sendok teh  dicampur
3.    1 liter air hangat
4.    Daun kentut atau sembukan  3 genggam
5.    Bawang merah  20 buah
6.    Jengkol yang diparut halus
7.    Bawang putih yang sudah halus
8.    Garam secukupnya
9.    Getah pepaya    2 sendok makan

III.   Unsur yang Dinilai :
1.    Ketepatan Kerja.
Ketepatan dalam mengamati kembung pada sapi
Ketepatan dalam pemberian obat tradisional.
2.    Hasil Kerja.
Ternak sapi dapat ditangani sedini mungkin untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan

IV.   Keamanan Kerja :
Hati-hati dalam melakukan pemeriksaan dan pengobatan pada sapi

V.      Daftar Pustaka :
-  Dinas Peternakan Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya, 1991 Buku Pintar Penyakit dan Pengobatan Pada Ternak.
-      Dinas Peternakan Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya, Obat Tradisional Ternak.
- Boddie., G.F. 1962. Diagnostic Methods in Veterinary Medicine. Philadelphia: J.B. LippincottCompany 
-    Subronto., 2003. Ilmu Penyakit Ternak I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Jumat, 07 September 2012

Paket Keterampilan Seri 3 (PK-3)

PAKET PEMBELAJARAN
MODEL PK 3 (PRAKTEK)


MEMILIH SAPI BIBIT PEJANTAN 
PERANAKAN ONGOLE (PO)


OLEH :
DIAT SUJATMAN, SST




I.          Judul  : Memilih Sapi Bibit Pejantan Peranakan Ongole (PO)
II.        Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai berlatih peserta mampu melakukan pemilihan bibit calon pejantan dengan baik dan benar dengan tingkat kebenaran 100% berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Alokasi Waktu : 8 JP (8 x 45 = 360 menit)
III.       Langkah Kerja
NO
Urutan
Uraian
1
Climate Setting

2
Persiapan
Siapkan Alat dan Bahan
3
Memilih Berdasarkan Persyaratan Umum
*      Amati bagian mata. Pastikan bagian tersebut dalam keadaan normal, bersinar, bening dan tidak buta
*      Amati keadaan tanduk. Pastiakan tanduk dalam keadaan normal dan tidak ada luka atau patah
*      Amati Keadaan kaki depan dan belakang. Pastikan kaki dalam keadaan sehat dan kompak, tegak lurus tidak pincang dan tidak lumpuh
*      Amati bagian kuku, pastikan kuku dalam keadaan normal dan tidak panjang. Angkat kaki sapi perlahan untuk melihat bagian bawah kuku dan pastikan tidak ada bagian bawah kuku yang luka
*      Lakukan pengamatan pada bagian punggung, pastikan tulang punggung dalam keadaan normal dan lurus seimbang, tulang punggung tidak membungkuk/melengkung ke atas.


Memilih Berdasarkan Persyaratan Kualitatif

ü  Tempatkan sapi yang akan kita pilih di tempat yang nyaman dan datar

ü  Raba bagian scrotum, pastikan terdapat dua buah, besarnya sama, pertautannya normal,  longgar dan simetris.
ü  Usap bagian bulu sapi untuk mengetahui tingkat kerontokan bulu, kemudian amati warna bulu tubuh. Pastikan sapi PO calon pejantan yang dipilih warna bulunya putih keabu-abuan
ü  Lakukan pengamatan pada bagian badan sapi, pastikan badanya besar dan sehat
ü  Pegang dan tarik bagian gelambir, pastikan gelambir dalam keadaan longgar bergantung
ü  Lakukan pengamatan pada bagian punuk, leher dan tanduk. Pilihlah calon pejantan sapi PO yang berpunuk besar, leher pendek dan tanduk pendek



Memilih Berdasarkan Persyaratan Kuantitatif

Menentukan  umur
Lakukan penentuan umur sapi dengan melihat catatan kelahiran. Jika tidak ada catatan kelahiran dapat dilakukan dengan melihat gigi seri permanen dengan cara sebagai berikut :
·      Posisikan badan kita tepat di samping antara kepala dan bahu depan sapi
·      Buka mulut sapi secara perlahan, lihat dan amati jumlah gigi seri permanen yang ada. Jika gigi seri permanennya ada 1 pasang, sapi tersebut diperkirakan berumur antara 1,5 – 2 tahun, jika terdapat 2 pasang diperkirakan berumur 2 – 3 tahun dan jika terdapat 3 pasang diperkirakan berumur lebih dari 3 – 3,5 tahun

Mengukur lingkar dada
·      Pastikan ternak sudah tenang dan berdiri dengan posisi yang tegak
·      Posisikan badan kita  di samping sapi yang akan kita ukur
·      Lingkarkan pita ukur pada bagian dada di belakang bahu
·      Tarik dan paskan lingkaran pita ukur, baca ukuran yang tertera dalam satuan centi meter (cm)
·      Catat angka lingkar dada yang terukur pada pita ukur kedalam buku data
·      Persyaratan lingkar dada minimum sapi bibit PO pejantan dengan kisaran umur 24 - >36 bulan adalah; 151 cm (kelas I), 141 cm (kelas 2) dan 138 cm (Kelas III). Kisaran umur ≥ 36 bulan adalah; 180 cm (kelas I), 161 cm (kelas II), 154 cm (kelas III)

Mengukur  tinggi pundak
·      Pastikan ternak sudah tenang dan berdiri dengan posisi yang tegak
·      Posisikan badan kita  di samping sapi yang akan kita ukur
·      Letakan tongkat ukur  tegak lurus dari tanah sampai dengan puncak gumba dibelakang punuk
·      Lihat/baca ukuran yang tertera dalam satuan centi meter (cm)
·      Catat hasil pengukuran pada buku data
·      Persyaratan tinggi pundak minimum sapi bibit PO pejantan dengan kisaran umur 24 - >36 bulan adalah ; 127 cm (kelas I), 125 cm (kelas 2) dan 124 cm (Kelas III). Kisaran umur ≥ 36 bulan adalah; 136 cm (kelas I), 130 cm (kelas II), 131 cm (kelas III)
Mengukur  panjang badan
·      Untuk mengukur panjang badan dibutuhka dua orang pengukur. Lakukan selalu dengan posisi badan berada di samping sapi yang akan kita ukur
·      Pastikan ternak sudah tenang dan berdiri dengan posisi yang tegak
·      Lakukan pengukuran dengan meletakan pita ukur pada bongkol bahu (scapula) sampai ujung panggul (procesus spinus)
·      Lihat/baca ukuran yang tertera dalam satuan centi meter (cm)
·      Catat hasil pengukuran pada buku data
·      Persyaratan panjang badan minimum sapi bibit PO pejantan dengan kisaran umur 24 - >36 bulan adalah; 139 cm (kelas I), 133 cm (kelas 2) dan 130 cm (Kelas III). Kisaran umur ≥ 36 bulan adalah; 145 cm (kelas I), 138 cm (kelas II), 135 cm (kelas III)
3
Pengakhiran
*        Setelah selesai, tandai atau pisahkan sapi yang masuk pada kriteria berdasarkan persyaratan umum, persyaratan kualitatif dan persyaratan kuantitatif
*        Rapihkan kembali semua peralatan, simpan kembali pada tempat semula


IV.          Gambar :



Gambar  1. Contoh warna bulu yang normal pada sapi PO jantan





Gambar 2. Penampilan tubuh luar sapi pejantan PO




Gambar 3. Contoh cara mengukur  lingkar dada




Gambar 4. Contoh cara mengukur  tinggi pundak




Gambar 4. Garis penampang panjang badan (a)


V.        Teori Fungsional     
Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan salah satu bangsa sapi potong lokal yang memegang peranan penting dalam penyediaan kebutuhan daging. Keberhasilan pengembangan sapi peranakan Ongole dipengaruhi oleh kualitas ternak bibitnya.
Seleksi adalah tindakan memilih sapi yang mempunyai sifat yang dikehendaki dan membuang sapi yang tidak mempunyaisifat yang dikehendaki. Oleh karena itu, dalam melakukan seleksi harus ada kriteria yang jelas tentang sifat apa yang akan dipilih,bagaimana cara mengukurnya dan berapa standar minimal darisifat yang diukur tersebut.
Untuk dapat memperoleh peningkatan mutu genetik padagenerasi berikutnya dari sapi-sapi hasil seleksi, maka harusditentukan sifat apa yang akan diseleksi. Sifat seleksi yang dipilih harus yang bersifat menurun dan biasanya berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai, yaitu sifat-sifat yang bernilai ekonomis tinggi. Penjelasan lebih lengkap tentang sifat-sifat yang biasanya digunakan sebagai dasar seleksi, dijelaskan dalam buku ”aplikasi pemuliabiakan ternak di lapangan ” karangan Wartomo Hardjosubroto (1994).
Sapi yang dapat digolongkan sebagai bibit sumber (indukandan pejantan penghasil sapi-sapi unggul), jumlahnya di dalam populasi di suatu wilayah, biasanya sangat terbatas karena sebagian besar merupakan bibit sapi(bakalan) yang dipeliharauntuk dipotong.
Beberapa ciri-ciri tubuh luar sapi yang dapat langsung dilihat,dapat digunakan sebagai salah satu kriteria awal atau kriteriapelengkap dalam melakukan seleksi, misalnya :
1.    Kesesuaian warna tubuh dengan bangsanya. Sapi POharus berwarna putih, sapi Madura harus berwarna coklat,sapi Bali betina harus berwarna merah bata dan yang jantansaat telah dewasa berwarna hitam
2.    Keserasian bentuk dan ukuran antara kepala, leher dan tubuh ternak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan
v Sebelum memilih sapi bibit pejantan PO
·         Persiapkan peralatan yang akan digunakan
·         Gunakan alat pelindung diri
·         Selama pelaksanaan pemilihan sapi bibit pejantan, pastikan selalu sapi dalam keadaan tenang dan tidak merasa terancam

v  Sesudah memilih sapi bibit pejantan PO
·         Pisahkan sapi-sapi terpilih pada kandang dan berikan pakan dan minum yang cukup
·         Pastikan sapi-sapi yang terpilih dalam keadaan nyaman dan tercukupi kebutuhan pakan dan air minumnya.
VI.   Peralatan yang digunakan
·         Alat Pelindung Diri (APD) berupa ; wer pak, spatu boot dan topi
·         Pita ukur
·         Tongkat ukur
·         Buku dan alat tulis

VII.  Unsur yang dinilai
·         Ketepatan Kerja ; Tepat dalam melihat  jumlah gigi seri permanen, melakukan pengukuran lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan
·         Ketelitian Kerja; Teliti dalam menggunakan pita ukur  dan  tongkat ukur. Teliti dalam melakukan pengamatan berdasarkan persyaratan umum dan kualitatif sapi pejantan peranakan ongole (PO)

VIII.    Keamanan Kerja
·         Hati-hati dalam melakukan pengamatan sapi, jangan sampai sapi merasa terancam dan menyerang kita
·         Hati-hati dalam melakuakan pengukuran lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan

IX.       Sumber Bacaan
Asmaki P A, Masturi H dan Asmaki T D. 2009. Agribisnis Ternak Sapi . Bandung: CV Pustaka Grafika.
[BSN] Badan Sertifikasi Nasional,  2008Standar Nasional Indonesia Bibit Sapi Peranakan OngoleJakarta: BSN.
[Deptan] Departemen Pertanian, 2006.  Pedoman Pembibitan Sapi Potong yang Baik . Jakarta: Departemen Pertanian.
_______., 2007. Petunjuk Teknis Sistem Perbibitan Sapi Potong. Jakarta: Departemen Pertanian.
_______.,  2010. Pengukuran Ternak Sapi Potong.  Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB.    Mataram: Departemen Pertanian.
Fikar dan Ruhyadi, 2010. Beternak & Bisnis Sapi Potong.  Jakarta: Agromedia Pustaka.